“Bu Ryza, pindahan dari Lampung y? Pulang kampung-nya jauh ya? Mau mengajar di sini ya?.....(Dimas)”
“Bu Ryza, saya Daffa..ibu mw jadi pedamping daffa? Ibu kan udah nolong daffa pas berantem dengan Asher tadi….?( Daffa)”
Yup, itulah kira2 sekilas awalan pertama aq berjumpa dengan mereka, anak2 istimewa di kelas q. Mereka salah satu jenis anak ‘special needs’ yang sudah bisa masuk ke kelas reguler. Hal ini dimaksudkan agar mereka lebih mudah belajar beradabtasi dengan dunia luar/ publik. Yang membedakan mereka dalam pembinaan adalah adanya pedamping khusus yang sengaja ‘menemani’ mereka belajar di kelas (nama penndamping mereka adalah bu sifa).
Oke, kita mulai dari Dimas dulu aja ya. Meski badannya lebih besar daripada Daffa tapi Dimas lebih ‘kekanak-kanakan’. Sifatnya tak jarang bisa meluap2 emosi secara tak terkendali. Biasanya kalo bukan karena diejek teman, kemauan jajan tidak diturut karena habis waktu, atau malas mengerjakan tugas or melanggar aturan. Secara akademis di sekolah, kami para fasilitator tidak terlalu membebani Dimas untuk bisa full mengikuti semua materi pelajaran dikelas. Kami sadar kemampuan dimas terbatas, mengingat adanya kekurangan anak manis ini .
Kalo aq bawa Laptop kekelas pasti Dimas meminta untuk dipinjamkan, “Bu ryza, dimas boleh pinjam laptop……nggak boleh ya? Nanti rusak? Tidak bisa dipakai?.....ini apa bu? Modem buat internet, fesbuk,….modem itu apa? Kok bisa sambung ke internet……??? Ha..ha…bermacam2 pertanyaan yang disampaikan beliau meski ucapannya masih belum sempurna. Dimas tetaplah anak q yang hebat! Jangan suka menangis lagi ya nak, ntar digabung dengan anak TK loh…he,,he,,Oh ya kemarin kan jempol kaki bagian bawahnya sedikit terluka terkena paku di tangga, ketika diobati ia malah bilang, “…diobat biar tidak habis darahnya ya? Nanti kalo habis darah jadi mati……(ha,,ha,,,lebay juga).
“Daffa…tidak mau keliling lapangan nanti daffa capek, perut gendut Daffa kan untuk cadangan masa depan Daffa!”. He..he…Yup begitulah jawaban daffa ketika diminta melaksanakan hukumannya akibat menggangu temannya di kelas termasuk Dimas). Meski Daffa relatif lebih cerdas, akan tetapi emosi mungkin harus lebih dikontrol lagi. Anak q yg satu ini paling aktif bertanya dan mengemukakan pendapat saat kami mengajar di kelas, meski omongannya agak ‘kaku’ tapi ia bisa mengeluarkan ide2 cerdas dan pertanyaan kritis yg jarang ditanyakan anak2 seusianya :0.Oh ya Daffa juga hapal nama2 semua bandara udara di seluruh dunia termasuk daerah2 di Indonesia, Hebat kan!
Ah, entahlah selalu saja ada rasa kagum-q untuk mereka para orang tua yang dititipi anak2 istimewa seperti Daffa dan Dimas. Semoga Allah selalu memberi kekuatan dan barakah-Nya kepada mereka (termasuk para pengasuh, guru, keluarga yg tetap menjadikan mereka menjadi anak2 soleh/ah), amin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar