jika kita TERLALU menginginkannya.
Jadi berilah ruang CUKUP kepada-Nya
untuk memberikan keputusan TERBAIK untuk kita :)
Baiklah di hari Ulang Tahun q yang ke-24 ini, aq akan mencoba menulis sebagian pengalaman hidup q terkait doa, harapan, kegagalan, kepasrahan sampai jawaban terbaik dari-Nya, semoga bermanfaat.
1. Masa SMP (2000-2003)
Alhamdulillah aq lulus di SDN Kebon Pedes 1 Bogor dengan hasil yang memuaskan (NEM 43,20). Dengan nilai itu aq diterima di SMP negeri terbaik di Bogor yaitu SMPN 1 Kotamadya Bogor. Tapi ternyata Allah menakdirkan q untuk bersekolah di sekolah SMPN 1 Krui Lampung Barat (dimana nem 15 pun bisa masuk saat itu). Dan yang lebih mengesalkan rupanya masih ada SMPN yang lebih baik di wilayah itu dibandingkan SMP yang aq masukkan. Marah? nangis? kesal?....pastinya bercampur aduk saat itu, apalagi di usia q yang relatif belum dewasa saat itu. Ditambah masalah keluarga yang cukup membuat q down...ah ingin rasanya berhenti hidup saja saat itu (he..he..lebay ya?).
Pada awalnya aq dan saudara kembar q masuk ke SMPN 1 ini beberapa kurang percaya dgn NEM kami yg dinilai terlalu tinggi, bahkan ada salah satu guru (yang sebenarnya masih saudara) terang2an menyindir kami lewat cerita seorang anak pindahan Bekasi yang NEM nya tinggi tapi setelah sekolah di SMP ini malah buruk hasil belajarnya. Yup, bagi kami silahkan saja dites, dan jika kami gagal, kami siap keluar dari SMP ini (he,,he,,udah kesel tambah kesel aja nih ceritanya)
Tapi...tunggu dulu, Subhanallah di SMPN 1 Krui ini aq banyak belajar tentang kehidupan dengan teman-teman q. Di sini masih ada teman2 q yang belum pandai membaca (walau sudah lulus SD). Mereka dengan keterbatasannya (baik secara ekonomi maupun akademik) begitu semangat mengejar cita2 untuk sekolah.
Dulu SMPN 1 kami belum memiliki gedung yang utuh, jadi kelas 1,2 dan 3 nya terpisah. Ruangannya pun masih sangat sederhana dan tak jarang kambing sering masuk ke kelas, kalo hujan banjir, he..he...pengalaman pergi dan pulang ke sekolah jalan kaki panas-hujan bersama teman2 tak kan bisa q lupakan (aq tak yakin pengalaman berharga ini dapat q peroleh jika bersekolah di SMPN 1 Bogor, tentu ceritanya jadi lain alias naik angkot menembus kemacetan bersama teman2 ya :)
Di daerah q anak2 dari SMPN 1 dipandang sebelah mata jika disandingkan dengan anak2 SMPN favorit lainnya (secara akademik dan prestasi sekolah lainnya). Apakah ini MASALAH? oh tentu TIDAK! ini justru TANTANGAN!
Alhamdulillah aq bersama saudara kembar q berhasil mendapatkan juara di berbagai lomba, bahkan saudara kembar q terpilih menjadi siswa berprestasi 1 Tingkat Kabupaten Lampung Barat. Dan sejak itu semua orang tidak lagi memandang remeh sekolah kami :)
Untuk juara umum, alhamdulillah kami berdua slalu menjadi langganannya, dan aq slalu 'ingin' menjadi yang kedua (he,,he,,aneh ya, orang kan malah mau jadi yang pertama)
2. Masa SMA (2003-2006)
Mungkin masa ini termasuk masa-masa paling berkesan :). Aq masuk di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui tepatnya di kelas X A (kelas unggulan katanya). Hem, sejujurnya ini sebenarnya kelas dimana para juara SMP-SMP di kecamatan ini berkumpul. Dan untuk masalah ini sepertinya aq belum terlalu diunggulkan untuk jadi nominasi juara umum di SMA ini. Di SMA ini pun untuk pertamakalinya aq berani menjalin hubungan resmi pacaran dengan seseorang (selama 5 tahun).
Pada semester 1 aq hanya berhasil mendapat peringkat 6 (dan saudara kembar q 1). Ingin rasanya nangis sejadi2nya, tapi itu nggak akan menyelesaikan masalah (kalo pacar q juara 1 saat itu).....huh...bodoh banget ya!!!
Aq berusaha mengejar semua ketertinggalan q, dan alhamdulillah aq berhasil menjadi Juara umum 2 (dan pacar q malah turun jadi juara ke 2 juga, he..he...)
Di SMA, ada anggapan juara umum 'pantangan' untuk sibuk di ekskul (di luar akademis) karena akan membuat prestasinya turun. Berhubung aq termasuk orang yang NEKAT plus PENASARAN. Aq memcoba menjadi pengurus OSIS, ketua KIR SMA, pengurus PASKIB sekolah 2 tahun (kelas 3 gak bisa aktif di ekskul2). Alhamdulillah aq bisa mematahkan anggapan orang2 dan berhasil mempertahankan juara umum 2 serta aktif mewakili sekolah di bidang Olimpiade Fisika atau lomba akademis lainnya sampai tingkat Provinsi.
Pada kelas 3 SMA, aq gagal 4 kali Try out dari 4 kali try out UAN yang diadakan di SMA (HE..HE..alias gagal semua). Di posisi q seperti ini hanya keluarga yang terus mendukung q untuk bangkit dan maju, Ketika teman2 bahkan guru2 memojokkan q (maklumlah mereka terlalu overestimate tehadap q si juara umum).
Alhasil 3 bulan menjelang UAN aq seperti orang GILA BELAJAR, 1 hari target 3 pelajaran dgn 1 pelajaran minimal 60 soal bahas selesai! jadilah minimal jam 12 malam aq harus belajar (di samping ayah q yang sedang sakit jantung :(.....tengah malam q coba bangun kembali untuk tahajud dan berdoa kepada-Nya semoga Allah bisa menolong kami di tengah keterbatasan ini, amin......
Alhamdulillah Allah menjawab doa q, aq berhasil mendapat nilai tertinggi ke-2 untuk UN dan tertinggi pertama untuk nilai gabungan UN-Ujian sekolah. Dan Allah pun menjawab doa q untuk kuliah di salah satu PTN ternama yakni IPB lewat jalur USMI. Saudara kembar q alhamdulillah diterima di Fakultas Kedokteran Unila
3. Masa Kuliah (2006-2011)
a. Awal kuliah
Kami bukanlah dari keluarga kaya ataupun pejabat tinggi, dan untuk mengkuliahkan anak sekaligus 2 orang (di IPB dan kedokteran Unila) bukanlah sesuatu yang ringan. Apalagi ayah q penyakit jantungnya semakin parah, beliau harus bolak-balik dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta yang biayanya lumayan tinggi. Untungnya Allah slalu menolong hamba-Nya yang kesulitan, entahlah slalu ada rezeki atau bantuan dari Allah. Secara logika dan hitung-hitungan matematika di atas kertas memakai rumus apapun juga (he..he..lebay) , keluarga kami diperhitungkan orang2 tidak akan bisa mengkuliahkan anak2 sampai lulus. Bayangkan saja ibu q hanya PNS biasa, ayah q wiraswasta yang kini terbaring lemah karena jatung dan kami berdua masih memiliki adik laki2 masih kelas 2 SMA serta adik perempuan kelas 2 SD. Tapi sekali lagi Allah punya kuasa, yang karunia-Nya nggak akan bisa dihitung dengan kalkulator manusia :) karena aq dan saudara kembar q akhirnya bisa kuliah!
b. Pertengahan Kuliah
Ayah q meninggal dunia, Ya Rabb....cobaan apalagi ini? di tengah banyak tekanan penyelesaian amanah di organisasi BEM, nilai akademik terus menurun, Kepanitiaan Ospek Fakultas dan departemen terus meminta haknya, hubungan q dengan kekasih q putus setelah 5 tahun berhubungan....dan berbagai masalah lainnya. Ya Rabb, maafkan aq jika selama ini aq telah banyak berbuat dosa kepada-Mu, banyak menghiraukan-Mu, sering mengabaikan Nikmat-mu............kuatkanlah keluarga kami Ya Rabb, amin
c. Akhir kuliah
Alhamdulillah Allah slalu memberikan rezeki-Nya kepada keluarga kami (meski ada 'sesuatu' yang paling berharga yang harus kami korbankan). Pada akhir kuliah aq dihadapkan kepada pilihan lulus tepat waktu atau telat lulus demi mengejar salah satu mimpi q......Apa memang mimpi q??? q ingin sekali sistem politik di IPB adalah sistem politik yang mencerdaskan manusia dan bukan menjadikan manusia 'Robot Aksi'. Mahasiswa yang berkecimpung di ranah politik kampus seharusnya adalah mahasiswa yang paham akan hakikat politik yang sebenarnya, politik hanya alat jadi kotor atau tidaknya 'alat' itu kan tergantung dengan siapa pemakainya. Q ingin sekali ada sekolah politik formal pertama di IPB.
Ah.....kalo saja mereka tahu betapa benci nya aq dengan kata POLITIK! yup, karena itu ayah q meninggal dunia. Tapi sudahlah, mungkin sudah jalan hidup kami seperti ini. Di politik kampus IPB pun jarang wanita menduduki posisi strategis sebagai pimpinan bidang Politik, dan aq ingin menunjukkan bahwa wanita Insya Allah BISA!
Alhamdulillah aq diberi kesempatan untuk mengemban amanah sebagai Direktur IPB Social Politic Center BEM Pusat IPB (menkoordinasikan Kementrian Kebijakan Nasional, Derah, Kampus, Pertanian dan BEM2 Fakultas+TPB+Diploma), sekaligus Pembina sekolah politik pertama IPB Political School (kini IPS sudah masuk Tahun ke-3 dan Insya Allah termasuk motor penggerak utama kegiatan sosial di kampus maupun luar). He....he..saat q sedang menulis blog ini pun anak2 IPS 3 banyak yang mengucapkan milad dan doa untuk q, terimakasih bnayak ya adik2 :)
Tapi pilihan itu pastinya mengorbankan banyak konsekuensi, aq harus menunda kelulusan, di tengah skripsi yang melelahkan (wilayah penelitian q di Lampung Barat jadi harus bolak-balik Bogor-Lambar) harus tetap mengemban amanah di BEM, mencari biaya tambahan dengan mengajar les privat kepada anak2 di Bogor, masalah personal beberapa staf q, tuntutan keluarga, dan lain2.............
Yup, aq punya Allah bukan? biar Ia yang mengaturnya dan aq tinggal berusaha keras sebisa yang aq dapat! Insya Allah
Alhamdulillah bulan Desember 2010 masa kepengurusan q di BEM berakhir dengan hasil penilaian DPM KM IPB sangat memuaskan dan sidang skipsi q juga berhasil mendapat nilai A. Aq slalu berdoa setelah salat lima waktu agar Allah dapat meluluskan q di waktu yang tepat dan dalam keadaan terbaik. Alhamdulillah Allah menjawabnya (meski aq tertunda lulus) aq menjadi Lulusan Terbaik Departemen Ilmu Ekonomi pada wisuda 23 Februari 2011), Subhanallah, maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?
4. Pasca Kampus
Cita2 terbesar q adalah MENGABDI di DAERAH, kebetulan saat itu ada tawaran mengikuti seleksi masuk Indonesia Mengajar. Aq sudah mengikuti 2 kali seleksi. Pada Indonesia Mengajar (IM) 2 aq gagal di tes seleksi administrasi padahal aq berharap dan yakin lulus. Pada IM 3 aq berhasil lolos tahap administrasi yang kata panitia hampir 5000 orang yang mengikuti tahap ini, alhamdulillah aq termasuk 100 besar peserta yang lolos dan berhak mengikuti Direct Assesment di kantor IM. Jujur aq merasa belum memberikan yang terbaik saat tes berlangsung tapi masih sangat berharap untuk bisa lolos. Hampir 3 bulan aq menunggu proses ini dan Allah menjawab doa q dengan jawaban 'terburuk' (menurut q saat itu :. Inilah jawaban dari pihak Indonesia Mengajar (atas nama pak Anies Baswedan, Rektor Univ. Paramadina Jakarta sekaligus penggagas IM):
Anies Baswedan
To: ryzaamirethi@gmail.com
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
Dear Ryza,
Semoga email ini menemui Ryza dalam keadaan sehat wal’afiat, penuh semangat dan selalu optimis. Saya menulis email ini untuk menyampaikan hasil seleksi tahap pertama Pengajar Muda.
Bangga kami membaca aplikasi yang Ryza tulis dan kirimkan. Setiap kalimat yang terpampang disana merupakan refleksi betapa solid potensi masa depan bangsa kita. Berderet anak-anak muda republik ini menyatakan siap berangkat menjadi guru di pelosok negeri.
Semangat untuk melunasi sebuah janji kemerdekaan hidup di anak-anak muda. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah janji kita pada setiap anak bangsa. Kemauan Ryza untuk hadir dan melunasi janji itu yang membuat kita semua yakin bahwa kelak janji itu akan terlunasi.
Ryza yang saya banggakan, dalam proses review kemarin satu per satu aplikasi itu dibaca oleh tim seleksi. Disimak sangat mendalam. Kami yakin bahwa setiap formulir aplikasi itu mewakili sebuah semangat. Semangat itu terasa hidup dan harus selalu dijaga agar tetap hidup.
Saya ingin semangat tinggi itu Ryza pertahankan. Hidup-hidupilah semangat itu dengan keyakinan bahwa pengabdian itu memiliki banyak jalan dan jalur. Indonesia Mengajar hanyalah satu diantara sekian banyak jalur untuk turut memajukan bangsa tercinta.
Dengan kesadaran itu dan rasa berat hati melalui email ini saya harus menyampaikan kabar bahwa Ryza belum bisa bergabung menjadi Pengajar Muda. Tetapi saya juga yakin bahwa Ryza adalah anak muda tangguh, potensial dan siap mengabdi. Karena itu saya yakin, semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa itu akan selalu hidup pada diri Ryza.
Saya sadar kabar ini mungkin terasa berat, tapi yakinlah ada banyak cara untuk meraih cita-cita, untuk mengabdi dan untuk melunasi janji-janji kemerdekaan kita. Ada banyak peluang baru yang bisa terbuka saat ikhtiar dilakukan dengan optimal. Saya mendorong Ryza terus berkiprah, terus aktif mendorong kemajuan pendidikan kita lewat berbagai jalur.
Saya berharap kita jaga hubungan ini. Let's continue to keep in touch. Saya yakin akan ada banyak hal yang bisa kita kerjakan bersama-sama. Saya akan simpan alamat email Ryza, dan jika ada kegiatan Indonesia Mengajar yang mungkin Ryza bisa berkiprah saya akan mengabarkan. Begitu juga, jika Ryza ada ide dan gagasan mohon sampaikan via email ini. Saya akan senang menyambutnya dan mendiskusikannya.
Semoga Ryza tetap bersemangat, tetap optimis memandang masa depan dan semoga keberhasilan akan menjadi bagian dari Ryza.
Salam hangat,
Anies Baswedan
Twitter: @aniesbaswedan
Facebook: /anies.baswedan
Yup, mungkin memang benar......
Dalam kehidupan ini, terkadang kita TIDAK akan mendapatkan sesuatu
jika kita TERLALU menginginkannya.
Jadi berilah ruang CUKUP kepada-Nya
untuk memberikan keputusan TERBAIK untuk kita :)
Ibu q juga sebenarnya kurang setuju aq ikut program ini, dan baru q tahu beliau mendoakan q gak lolos IM (he..he..doa ortu memang benar2 munjarab!)
Lantas apa mimpi q mengajar di daerah harus DIHAPUS??? oH TENTU TIDAK! tak ada seorang pun baik presiden sekali pun yang bisa menghalangi mimpi q (kecuali Allah tentu :). Sebelum ikut seleksi IM, aq berusaha mencari pengalaman mengajar di Panti Asuhan Tarbiyatul Yattama di Ciampea Bogor dan Sekolah Alam Bogor sebagai bekal q mengajar anak2 di daerah nanti, tapi apa daya Allah menjawab doa q lain......:)
5. Mengabdi di daerah (Krui, Lampung Barat)
Subhanallah, skenario Allah sangat indah! kini Allah telah menggenapkan mimpi q untuk mengajar di daerah. Alhamduilillah aq kini mempunyai Bimbingan Belajar sendiri yang q beri nama SMART KRUI, mengajar 9 kelas di SMKN dan menjadi Tutor di Universitas Terbuka untuk guru2 SD di sini. Semua bisa terlaksana tanpa aq jauh dari ibu q dan Insya Allah aq pun mendapat kesempatan menjadi PNS di Kabupaten Mesuji Lampung (daerah konflik yang sangat menantang untuk aq 'pelajari" bukan? :)
Terimakasih Ya Allah, mungkin memang benar Engkau memang slalu menjawab doa hamba2Mu, mungkin tidak dengan YA tetapi slalu yang TERBAIK, Insya Allah :)
(Krui, 22.30 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar