Rabb, izinkan aku bersandar merebahkan diri hina ini kepada-Mu
Menyenandungkan lirik kesunyian tanpa syair penderitaan
Rabb, bantu hamba meniup irama keikhlasan dalam ketukan nada pengorbanan,
menyanyikan kesabaran dalam riuh amarah dendam,
dan menarikan bait-bait asa harapan dalam kumpulan harmoni hidupku
Rabb, telah kutulis bermacam puisi hati yang terukir entah dimana
Mungkin kisah ku terlalu klasik untuk dikenang atau terlalu munafik untuk dibanggakan
Tapi Ya Rabb, izinkan aku mengukirnya dalam relung hati terdalam yang mungkin hanya kita berdua yang tahu…yah, mungkin…..
Aku memang tak tahu, tak mau tahu dan memang tidak perlu tahu
Siapa dia, dimana dia, kapan aku bertemu atau memang sudah bertemu?
Kuakui aku sangat merindukan ia kini…tapi kusadari Engkau telah menyiapkan waktu yang tepat untuk kami
Waktu dimana aku dan ia bertemu dalam satu titik ujung akhir penantian kami
Satu titik yang teriring dalam alunan doa dan sujud malam kami kepada-Mu
Titik akhir dimana kami tersenyum dan bersyukur atas kebesaran-Mu
Tapi Ya Rabb, Jika cinta sejati ku hanya bisa kutemukan saat kuhembuskan nafas terakhirku
Bagiku itu cukup jadi pelipur lara sampai aku bertemu dengan-Mu kelak, amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar